Napak Tilas Tanah Suci Madinah Al Munawwaroh (1)

Napak Tilas Tanah Suci Madinah Al Munawwaroh (1)

Madinah adalah kota kedua di Arab yang saya datangi (Yang pertama jelas Jeddah, namun saat pertama datang, hanya sekedar makan siang lalu capcus ke Madinah). Menurut buku yang say abaca, salah satu tanda kebesaran sebuah kota adalah banyaknya nama dan sebutan bagi kota itu. Kota madinah memiliki 94 nama dan sebutan, dan yang popular adalah madinah Al murawwaroh, yang artinya Kota yang disinari dan menyinari.

Saya sampai di tanah haram Madinah saat maghrib hari Senin, 16 April 2012. Kota ini juga merupakan salah stau tanah haram, dimana hanya muslim yang boleh masuk. Meski tidak sampai 24 jam, saya dan rombongan memanfaatkan waktu tersebut untuk berkeliling Madinah.

 

Masjid Nabawi, Masjid Nabi

Masjid ini disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad selalu menyebutnya dengan Masjidku. Masjid ini sangat istimewa karena shalat di Masjid Nabawi ini lebih utama dari pada shalat seribu kali di Masjid lain (selain Masjid Al-Haram).

Menurut sejarah, Masjid ini dibangun oleh Nabi dan sahabatnya pada tahun pertama Hijrah, seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di sebelah barat rumahnya yang kemudian rumah tersebut menjadi makamnya dan masuk dalam bangunan Masjid (ilustrasi di bawah ini merupakan ilutrasi kasar dari saya untuk menggambarkan rumah Nabi di dalam bangunan Masjid)

Masjid ini membuat saya sangat terkesan, cantiiikkkk sekali. Banyak payung-payung raksasa yang bisa terbuka dan tertutup. Pintu masuk untuk jamaah wanita dan pria terpisah. Untuk jamaah wanita, tidak boleh membawa kamera atau pun hp berkamera ke dalamnya. Setiap  memasuki Masjid, selalu ada laskar wanita Masjid yang mengecek tas saya, mama dan adik.

Berziarah ke Masjid ini adalah masyru’ (diperintahkan) dan termasuk ibadah, sesuai sabda Nabi “Janganlah engkau mementingkan berpergian kecuali kepada tiga Masjid, yaitu Masjid Al Haram, Masjidku ini, dan Masjid Aqsa”

Yang dimaksud menziarahi Masjid Nabawi ini adalah mendatanggi, memasuki, dan memeperbanyak shalat dan ibadah di dalamnya. Senang sekali rasanya bisa datang dan masuk kesini, segar sekali hawa dan air zam zam yang disediakan di dalamnya.

 

Raudlah, Taman Surga

Raudlah merupakan nama dari sebuah lokasi di dalam Masjid Nabawi. Dalam bahasa melayu, raudlah berarti taman atau lokasi di atas tanah terbuka yang penuh pohon dan bunga yang indah. Raudlah ini adalah tempat antara makam Nabi dan mimbar Nabi, luasnya 114 meter persegi yang ditandai dengan pilar-pilar putih, dengan warna karpet yang berbeda dengan daerah Masjid Nabawi lainnya. Jika karpet Masjid berwarna merah, khusus di Raudlah, karpetnya berwarna hijau.

Raudlah ini merupakan lokasi di bumi yang aka nada di surga, sebagaimana sabda Nabi “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman di antara taman-taman yang ada di surrga”

Tidak heran jika raudlah menjadi tempat yang paling mulia di Masjid Nabawi. BAnyak sekali jamaah yang ingin sholat atau pun berdoa di dalamnya. Setiap saat selalu ramai. Untuk itu, Raudlah “dibagi” dua, bagi pria mendapat depan (bisa melihat mimbar Nabi), dan bagian belakang (ditutupi hijab) untuk wanita. Jamaah pria bisa mengunjunginya 24 jam, namun untuk wanita diberikan jam-jam khusus (jam 10 malam ditutup)

Sebagai kaum wanita (alaaahhhh) butuh perjuangan khusus. Karena kami “diantrikan” oleh para laskar. Saat itu saya menunggu sejam untuk bisa masuk kesana. Rombongan Indonesia dan Malaysia harus disendirikan karena bisa kalah tenaga dengan jamaah wanita dari Negara sekitar arab, seperti Turki, Palestina dll, maklum postur tubuh jamaah wanita indo-malaysia tidak sebesar mereka.

Pada saatnya datang pun, saya sholat dengan dilindungi banyak jamaah lain, lhaaa gimana dapat menyelesaikan sholat sampai salam merupakan pencapaian cukup baik. Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan sholat dan berdoa berlama-lama, hehe saya mojok di pilar-pilar putih sambil menunggu rombongan saya, hehehe.

 

Mimbar dan Mihrab Nabi Muhammad SAW

Pada tahun tujuh hijriyah, Nabi Muhammad sudah berdiri di atas mimbar setiap beliau berkutbah, dimana sebelumnya beliau selalu hanya berdiri di atas gundukan tanah yang di sampingnya ada pohon kurma untuk bersandar. Mimbar ini menjadi batas raudlah di dalam Masjid Nabawi.

Mihrab adalah tempat imam shalat berjamaah di Masjid, biasanya bentuknya setengah lingkaran di depan bagian Masjid. Saat Nabi membangun Masjid Nabawi, mihrab ini tidak dibentuk seperti mihrab biasanya. Hanya saja Nabi selalu memakai tempat yang sama untuk mengimami jamaahnya yaitu sekitar 6m sebelah timur dari mimbarnya.Pada tahun 90H Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan membuat bangunan cekungan di atas tempat tersebut dan menyebutnya dengan Mihrab Nabi.

Mihrab Masjid NAbawi sekarang yang diigunakan imam waktu sholat berjamaah disebut mihrab Utsmani karena lokasi mihrab ini adalah tempat imam setelah Masjid Nabawi diperluas oleh Sayyidina Utsman bin AFfan pada tahun 29H atau 649M.

 

Makam Nabi Muhammad SAW                            

Kalau sedang berada di Raudlah dan menghadap Qiblat, maka kita akan menemukan sebuah bangunan persegi empat berwarna hijau tua yang anggun dan memancarkan wewangian di sebelah kiri kita. Bangunan tersebut mulanya adalah dua rumah, yaitu rumah Nabi dengan Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.

Sejak Nabi Muhammad wafat pada tahun 11 H, rumah Nabi terbagi dua, yaitu arah Qiblat (bagian selatan) untuk makam Nabi atau kubur Nabi dan bagian utara untuk tempat tiggal Aisyah.Pada tahun 678H di atas rumah ini dibentuk kubah (dome) sampai sekarang. Jadi persis di bawah Green dome ini terdapat jasad Nabi Muhammad SAW.

 

Makam Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar

Sayyidina Abu Bakar wafat pada 634M, dua tahun setelah Nabi wafat. Atas kesepakatan pemuka islam, jasadnya dimakamkan di dekat Nabi yaitu di rah punggung dengan jarak sekitar setengah meter dan letak kepalanya lurus dengan arah pundak Nabi (saya akan membuatkan ilustrasi kasar di akhir postingan ini).

Maka pada saat iru rumah Nabi terisi dua makam yaitu makam Nabi dan Sayyidina Abu bakar, namun Aisyah tetap menempati rumah itu tanpa membuat pemisah antara kamar dan makam, karena ia merasa bahwa yang ada di tempat tersebut adalah suami dan ayahnya.

Pada tahun 644M, wafatlah Sayyidina Umar karena ditusuk pisau oleh seorang bernama Abu Lu’luah saat menjadi imam shlat subuh di Masjid Nabawi. Kemudian atas kesepakatan para pmimpin Islam saat itu, dimakamkanlah beliau di dekat Nabi dan Abu bakar. Karena Umar sangat tinggi, kedua kakinya mentok pada pondasi rumah Nabi (bisa dilihat di ilustrasi). Menurut sejarah, kaki Umar ini pernah nampak atau muncul masih utuh ketika tembok bangunan rumah Nabi bagian timur ambruk akibat hujan lebat tahun 712M.

Setelah lokasi makam tersebut terdapat makam Umar, Aisyah membuat pembatas di antara kamar dan tiga makam tersebut karena ia merasa Umar bukan mahramnya. Rumah Nabi yang terisi tiga makam ini di bawah pondasinya dikelilingi betin dati timah sedalam 15m di bawah tanah sejak tahun 1163M yang dibangun oleh Sultan Nuruddin Mahmud Zinky setelah ia menggagalkan Rekayasa Pencurian Jasad Nabi Muhammad SAW.

 

Itulah sedikit cerita mengenai Ziarah saya di Madinah yang masih sekitaran Masjid Nabawi. Eh, tidak lupa saya dan keluarga menyempatkan diri untuk berfoto ria, inilah penampakan kami disana :

This slideshow requires JavaScript.

Leave a comment